Tuesday, May 26, 2009

KITAB ABC dan TJARAKAN DJAWA

Akan beladjar membatja bahasa Melajoe dengan hoeroef Wolanda dan Djoega akan beladjar membatja bahasa Djawa dengan hoeroef Djawa.
Demikian yang tertera di sampul depan buku ini. Diterbitkan oleh Penerbit Tan Khoen Swie Kediri, tahun 1929. [TYP Drukkerij Liem Djwan-Blitar]. Merupakan cetakan keempat. Sengaja di-inapkan di Joglo ini, untuk menunjukkan bahwa Bahasa Jawa dan tulisan Jawa diajarkan sudah lama, bahkan pembelajaran tentang huruf Jawa disandingkan dengan huruf lain. Pengenala wayang purwa juga.

Thursday, May 21, 2009

KEBATINAN JAWA DALAM ABAD 19

Dunia kebatinan Jawa acapkali hadir di setiap diskusi, ada berpendapat bahwa dunia Jawa identik dengan mistis, dan serba klinik. Ternyata dunia batin Jawa itu dalam dan tentunya menepis pendapat-pendapat yang kurang tepat, dan bahkan pendapat tersebut telah sengaja menghakimi. "Joglo" ingin menjadi jembatan pemahaman dengan menginformasikan sebuah wacana, yang secara kebetulan ditemukan di atas onggokan buku yang parkir di "Kampoeng Ilmu" Surabaya. Dalam buku itu diuraikan bahwa orang Jawa telah meramu berbagai pengalamannya, dan ditambah dengan perenungan-perenungannya.
Ternyata perkembangan pemikiran keagamaan bangsa Jawa itu banyak dilatari pengalaman sejarah hidupnya. Diceritakan lebih lanjut oleh buku ini, bahwa bangsa India dengan agamanya, yakni agama Siwa dan Buddha, memasuki Jawa, yang kekakyaan rohaninya diterima oleh bangsa Jawa. Kemudian datanglah agama Islam dengna kekayaan rohaninya, yang juga diterima oleh bangsa Jawa. Kedua sumber pemikiran hidup dan keagamaan itu digali, direfleksi, dan diramu oleh orang Jawa, yang hasilnya dicerminkan dalam kepustakaan Jawa.
Sepanjang kepustakaan ini membicarakan pemikiran keagamaan semata-mata, hampir semuanya bernafaskan kebatinan. Oleh karena itu tidaklah salah, jika kita memakai ungkapan "Kebatinan Jawa", artinya: kebatinan seperti yang diajarkan dan diparktikkan oleh orang Jawa, yang memantulkan pengolahan Jawa terhadap bahan kebatinan yang datang dari luar Jawa. Buku ini juga sempat mengadop pendapat Dr. H. Kraemer, yang memberikan terminologi tentang kebatinan Jawa, menurtnya, adalah suatu kebatinan yang mengajarkan kesatuan hamba dan Tuhan, yang sifatnya spekulatip, campuran dan radikal. Sifat kebatinan ini hingga saat dipertahankan dan tanpa mengalami perubahan.
Buku ini sengaja mengadopsi secara terbatas, dan tidak semua pustaka Jawa dihadirkan. Yang dibahas adalah pada didua buku yang terbit di abad 19 M. Yakni Serat Centini dan Serat Wirid. Dalam bahasnya Serat wirid merupakan acuan utama, sedang serat centini sebagai komplemen bahasan.
Serat Centini:
Serta ini ditulis atas perintah Sunan Paku Buwana V dari Surakarta, kira-kira pada vpermulaan abad 19M. Merupakan karya beberapa orang antara lain Jasadipura dan kemudian dikompilasi oleh Rangga-Tresna. Isi pokok ajarannya adalah sebuah dialog Seh Amongraga, ajarannya dibagi dalam dua bagian, yakni bagian pertama yang dajarkan secara umum kepada mereka yang belum maju dan sebagian diajarkan kepada seorang-orang yang sudah memiliki pikiran maju. Yang pertma biasannya disebut ajaran yang eksoteris, dan yang kedua ajaran esoteris.
Serat Wirid:
Adalah buku yang dipakai sebagai acuan dasar, ditulis oleh. R.M.Ng.Ranggawarsita pada pertengahan abad ke 19 M. [pada tahun 1916 diterbitkan oleh Adminstrasi Jawi Kanda di Surakarta sebagai cetakan ke - 4]. Menurut penulinya buku ini merupakan ajaran asli yang diajarkanoleh para wali, dan yang kemudian, atas perintah Sultan Agung Mataran, diterbitkan sebgai ajaran kesatuan.
Buku ini menurut Dr. Kraemer mewujudkan suatu teladan dari ornag Jawa untuk mempersatukan segala bahan kebatinan yang mengalir dari luar Jawa. Terdiri dari lima bab, antara lain:
Bab I : Ajaran tentang Allah dan Penciptaan [tanazzul]
Bab II : Ajaran tentang perjalanan kembali kepada Allah [tarraqqi]
Bab III. Keterangan isi ajaran yang sebenarnya
Bab IV: Proses Kematian
Bab V : Kesimpulan
Data buku
JUDUL: Kebatinan Jawa dalam ABAD 19
PENULIS: Dr. Harun Hadiwijono
PENERBIT: BPK Gunung Mulia Jakarta
TEBAL : 60 halaman
Telusur buku:
Buku ini dikais dari komunitas buku lama "Kampoeng Ilmoe" Jl. Semarang Surabaya, dari sampul diketahui bahwa buku ini diterbitkan di bawah tahun 1980, karena terdapat tanda tangan pemilik bertulisan tanggal, 30-12-80.

Thursday, May 14, 2009

HISTORY OF JAVA- MELACAK ASAL USUL TANAH JAWA

Pada tahun 851 Surya atau 879 Candra di Mamenang-Kediri Empu Satya menorehkan karyanya yang maha dahsyat, yakni sebuah karya yang mampu merestorasi pikiran orang semasa itu, terkait dengan asal usul tanah Jawa. Ternyata pada zaman itu tanah Jawa itu adalah bentangan tanah mulai dari ujung Sumatera dan Jawa saat ini, hingga Pulau Bali. Kisah yang dibentangkan buku ini sama persis dengan posting buku yang diposting di blog ini [ Mei 2009]. Judul buku yang dimaksud adalah Asal Mula Tanah Jawa........ barangkali karena penulisnya sama, maka ada beberapa persamaan bahasan, sedang perbedaannya adalah pada bab-bab berikutnya. Adapun bab yang dibahas buku ini:
BAB I
[PRABU AJI SAKA DATANG DI JAWA]
Serat Mahaparwa
Sempu Sangkala
Sultan Galbah
Pendeta Usman Aji
Bangsa Keling
Nusa Kencana
Gunung Kamula
[sama dengan buku: ]
BAB II
[ASAL MULA BERDIRINYA KRATON JAWA]
Pembukaan Dunung Mahendra
Pembukaan Gunung Danaraja
Mendirikan Wilayah Pendesaan
Pembuatan Desa Gunung karang
Batara Mahadewa Buda
Serta Mahadewa
Gunung Wasya Dibangun candi
Suci Warna Bumi
Istana Medang Kamulan
BAB III
[SEJARAH ASAL USUL AKSARA JAWA]
Aksara Jawa Kuna Permulaan
Aksara Jawa Jaman mataran Kuna
Tafsir makna Aksara Jawa
Aksara di Candi Borobudur
Aksara di Candi Sukuh
Makna Filosofis Aksara jawa
Budaya Adiluhung
BAB IV
PERKEMBANGAN AKSARA JAWA
Budaya Baca Jaman Majapahit
Sekar Ageng Prawira Lalita
Budaya Baca Jaman Walisanga
Serta Dewa Ruci
Budaya Baca Mataram Islam
Serat Sastra Gending
Azimat Kemuliaan Allah
Serat Nitipraja
BAB V
[MEREKAM SEJARAH PERADABAN JAWA]
Ketrampilan Membaca Dan Menulis
Sarana Pewarisan Kebudayaan
Perkembangan Budaya Baca Tulis
Pengembangan Ketrampilan Berbahasa
Ungkapan Ajaran Luhur
Abjad Dewa Nagari
Serta Manikmaya
Ruwatan Murwakala
BAB VI
[TAFSIR FILOSOFIS KULTURAN AKSARA JAWA]
Fungsi Aksara jawa
Karya Seni Jawa
makna Bathiniah
Makna Dinamik
Tafsir Ajaran Kuna
Seloka Jiwa
Sastra Jendra Hayuningrat
Sangkan paraning Dumadi
Ajaran paku Buwana IX
Semar Mbabar Jati Diri
BAB VII
[MEMBACA MISTERI HAKIKAT HIDUP DAN MATI]
Alam fana dan ALAM Baqa
Hidup Setelah Mati
Cakra manggilingan
Kehidupan Sejati
Hidup Kekal dan Abadi
Alam Kasatmata
Purwaning Dumadi
Paraning Dumadi
BAB VIII
DAYA LINUWIH PARA LELUHUR JAWA
Rupaning Wisaya Wungkul
Sejarah Awal Muala Keris
Lembu Andini
Awal Mula Gamelan dan Tari
Serat Dewaraja
Kraton Medang Gili
Penguasa Pulau Jawa
Sri maharaja Prajapati
Sri Maharaja Balya
Data buku
JUDUL: History Of Java
PENULIS: Dr. Purwadi.M.Hum
PENERBIT: Mitra Abadi. Griya mahkota Blok J-18 Kwarasan, Godean Yogyakarta.
ISBN:979-320-008-1
TEBAL: 211 halaman : 150 x 230
CETAKAN : pertama 2009

ASAL MULA TANAH JAWA-DR. Purwadi, M.Hum-Hari Jumanto, SS

Kisah-kisah silam yang berlangsung ribuan tahun kadangkala lenyap begitu saja, namun kepiawaian seorang-orang yang mampu menyimpan pikiran dan pengalamannya secara cermat, dan mendokumentasikannya akan mampu merestorasi. Dari upaya-upaya istimewa yang dilakukan adalah menyimpan sebuah kisah terkait dengan Asal mula Tanah Jawa. Buku ini membentangkan sebuah alkisah, ketika itu di tanah Hidustan ada seorang raja brahmana, berjuluk Prabu Isaka atau yang disebut dengan Prabu Ajisaka. Sang Prabu Ajisaka ini adalah putera dari Prabu Iwasaka atau Betara Anggajali.
Prabu Ajisaka diajari berbagai laku oleh ayahnya sehingga ia mendapatkan banyak kesaktian sebagaimana para dewa. Setelah itu ia diperintahkan untuk bertapa di sebuah pulau yang panjang [dawa] yang keadaannya sepi, dan sebelumnya oleh Sanghyang Guru diberi nama Pulau Jawa. Pramu Isaka kemudian bergegas mencarinya. Setelah cukup lama, ia menemukan menemukan pulau yang masih sunyi, kira-kira di sebelah tenggara tanah Hidustan. Ketika pertama kali Prabu Isaka menginjak di pesisir utara Pulau Jawa, menurut hari Hindu menjelang hari Buda, menjelang masa kartika, dalam tahun sambrama. Jaman pancamakala mencapai 768 tahun. Prabu Isaka lalu mengelilingi seluruh daratan pulai ini, mulai dari ujung barat laut hingga ujung tenggara.
Prabu Isaka sangat kagum ketika mengetahui panjang pulau ini, karena mulai dari Aceh sampai Bali masih utuh menjadi satu.
Dikisahkan, perjalanan Prabu Isaka mengelilingi Pulau Jawa mendapat kemudahan dari Hyang Suksma. Ia hanya membutuhkan waktu 103 hari. Prabu Isaka lalu bertempat di Gunung Hyang, yakni Gunung Kendeng di daerah Prabalingga dan Besuki. Permulaan pembabatan ketika hari soma tanggal 14, pada masa sitra, masih dalam tahun sambrama. Pada waktu itu, Prabu Isaka bernama Empu Sangkala, serta berkehendak menghitung angka tahun lamanya bertapa. Karena pembabatan hutan Gunung Hyang dijadikan sebagai angka permulaan tahun, maka dinamakan tahun Sangkala. Yakni pada masa kartika dalam tahun sambrama dalam hitungan tahun matahari atau rembulan. Adapun bunyi sengkalanya sama dengan tahun kepala satu Jebug Sawuk, menandai tahun 1, yakni permulaan adanya tahun Jawa yang dipakai sebagai pedoman permulaan adanya tahun Jawa yang dipakai sebagai pedoman di kemudian hari, serta awal mula Pulau Jawa ditempati manusia. Begitulah serpihan kisah asal pulau Jawa. Anda dapat sisilainnya. sila klik,
Data buku
JUDUL: Asal Mula Pulau Jawa
PENULIS: Dr. Purwadi, M-Hum dan Hari Jumanto, SS
PNERBIT:--maaf belum tuntas

Friday, May 8, 2009

KONFLIK BERDARAH DI TANAH JAWA

Tulisan Raka Revolta ini memberikan catatan atas sejumlah pemberontakan masa kerajaan-kerajaan di Jawa. Dari berbagai pembentangan buku ini dapat dipetik sari pati sebuah proses kehidupan utamanya terkait dengan masa lalu bangsa kita. Tentunya yang sangat diharapkan adalah salah satu bentuk refleksi diri untuk kepentingan pembaharuan kehidupan di masa mendatang. Serpihan catatan ini menggambarkan bahwa bangsa di tanah Jawa, setiap suksesi selalu didominasi dengan suasana yang berdarah-darah. Pertikaian demi pertikaian sangat lekat masih berada dilingkung keluarga.
Kehadiran buku di "Joglo" ini bermaksud memberikan "pepiling", sedikitnya bercermin diri, agar dalam meretas kehidupan tidak harus melewati phase berdarah-darah.
Data buku
JUDUL: Konflik Berdarah Di Tanah Jawa: kisah para Pemberontak Jawa
PENULIS: Raka Revolta
PENERBIT: Bio Pustaka Ngemplak RT/RW: 10/18 Nogotirto, Yogyakarta 55292. Telp: 0274-7019945
ISBN: 978-602-8097-12-3
TEBAL: viii+ 152 halaman : 14,5 x 20,5
Yang Bahas:
ZAMAN SINGOSARI
KEN AROK: Dari Bengundal Menjadi Baginda
ANUSAPATI:Dendam Putra Sang Akuwu
TOHJAYA: Dendam Sang Anak Selir
RANGGAWUNI: Matahari Damai do Senja Singosari
MAHISA SEMPAKA : Kongsi Kuasa Cucu Ken Arok
JAYAKATWANG: Tokoh di Balik Rubuhnya Singosari
MAJAPAHIT
RADEN WIJAYA: Siasat Cerdik Sanga Pangeran
RANGGALAWE: Protes Keras Sang Tokoh Lugas
LEMBU SORA: Korban Intrik Politik Di Majapahit
NAMBI: Perlawanan Loyalis Majapahit
RA KUTI: Episode Berdarah Konflik di Majapahit
RA TANCAa : Sisa Persekongkolan Anti- Jayanegara
ZAMAN JAWA ISLAM
RADEN PATAH: Pionir Pemerintahan Islam Jawa
KI AGENG PENGGING: Loyalitas untuk Syeh Siti Jenar
JAKA TINGKIR: Pendiri Kerajaan Pajang
PANEMBAHAN SENOPATI: Pendiri Dinasti Mataram Islam
TRUNOJOYO: Ketidakadilan Sebagai Benih Pemberontakan
UNTUNG SUROPATI: Pemberontakan "Si Bukan Siapa-siapa"
RADEN MAS GERANDI {SUNAN KUNING]: Pemberontakan Berikutnya di Mataram
PANGERAN MANGKUBUMI: Konflik dalam Singgungan Kolonial
RADEN MAS SAID: Pemberontakan Paling Kuat
PANGERAN DIPONEGORO: Sang Pangeran Pemberontakan

Warto Selaras

Google